Peralatan Wlan Untuk Instalasi Luar Ruangan Part2
e.
Lembar Kerja
Alat dan
bahan:
1
(Satu) unit komputer yang telah terinstall sistem operasi jaringan sebagai
server, 1 (Satu) unit komputer yang telah terinstal sistem operasi sebagai
workstation (client), Network Interface card (kartu jaringan)yang telah
terpasang pada komputer server maupun workstation, kabel UTP untuk

menghubungkan komputer
server dengan komputer client, switch/hub, Konektor RJ45, Tang (Crimping
tooll).Wire less router
Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
1)
Berdo
alah sebelum memulai kegiatan belajar.

2)
Gunakan alas kaki yang terbuat dari karet untuk menghindari aliran
listrik ketubuh (tersengat listrik)
3)
Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan
belajar.
4)
Letakkan
komputer/wire less pada tempat yang aman.
5)
Pastikan komputer dalam keadaan baik, semua kabel penghubung terpasang
dengan baik.
6)
Jangan meletakkan benda yang dapat mengeluarkan medan elektromagnetik di
dekat computer/wire less (magnet, handphone, dan sebagainya).
7)
Jangan
meletakkan makanan dan minuman diatas computer/wiree less.
8)
Gunakanlah
komputer/ wire less sesuai fungsinya dengan hati-hati.
9)
Setelah
selesai, matikan komputer dengan benar.
Langkah
Kerja
1)
Persiapkan
semua peralatan dan bahan pada tempat yang aman.
2)
Periksa bahwa Kartu jaringan telah terpasang dengan baik pada komputer
server maupun client.
3)
Periksa semua konektor kabel telah terhubung dengan baik (tidak longgar)
pada komputer server dan client.
4)
Periksa kabel penghubung antara komputer server ke switch/hub dan
komputer client ke switch/hub.
5)
Hidupkan komputer server dan masuklah sebagai admin (root) dengan user
name dan pasword admin.
6)
Periksa
radio indoor/outdoor dalam kondisi baik.

)
Sambungkan radio dengan antenna menggunakan kabel UTP dimana kabel
tesebut harus diposisi croos.
8)
Periksa
lampu radio apakah hidup lampu powernya.
9)
Periksa
lampu LAN ( eth ) apakah hidup.
10) Perika lampu frekuensi radio hidup (berkedip)
11) Jika ketiga lampu sudah
dalam keadaan hidup maka radio berjalan dengan baik.
12) rapikan tempat kerja
anda.Kegiatan Belajar 2: Memilah Masalah Berdasarkan Kelompoknya
13) Periksa setting alamat IP
dan subnet mask pada komputer server dan client.
14) Cek koneksi antar komputer
workstation maupun komputer server dengan client.
15) Matikan komputer dengan benar.
16) Rapikan dan bersihkan tempat praktik
Kegiatan
Belajar 3: Membahas tentang menganalisa DHCP clien
a.
Tujuan Kegiatan Pemelajaran
2) Peserta diklat mampu
mengisolasi permasalahan perangkat jaringan agar tidak mengganggu keseluruhan
sistem
3) Peserta diklat mampu
mengisolasi permasalahan perangkat jaringan dari sisi hardware
4) Peserta diklat mampu
mengisolasi permasalahan perangkat jaringan dari sisi software
b.
Uraian Materi
Konsep
DHCP Server
Mengingat alamat IP yang
sudah digunakan oleh setiap komputer tentulah bukan suatu pekerjaan yang mudah
dan santai, apalagi terdapat lebih dari seratus komputer. Setiap instalasi
komputer baru, Anda harus menari IP yang

NW.MNT.201.(2).A
|
22
|

belum terpakai atau IP akan
bentrok. Belum lagi komputer yang rusak dan diganti sehingga Anda harus
mengingat kembali alamat IP yang lama, maka munculah ide untuk mengotomatisasi
pengalamatan IP dengan DHCP (gambar 5.1)
Komputer yang telah
dikonfigurasikan agar menggunakan DHCP, sewaktu dihidupkan akan menari apakah
di Network terdapat DHCP Server dan komputer tersebut akan berteriak: hai, saya
mau menyewa IP, apakah ada yang menawarkannya?
. DHCPServer yang mendengar adanya pihak yang
mencari akan berkata
ok, saya adanih IP untuk disewakan, nonya
adalah sebagai berikut bla bla bla.......... Apakah Anda tertarik?
. Komputer yang mendapatkan



penawaran dari DHCP Server
ini akan memilih dari sekian penawaran IP secara acak jika dalam network
terdapat beberapa DHCP Server. Ketika pilihan sudah diputuskan, komputer akan
mengatakan ke salah satu DHCP Server
ok, saya akan meminjamnya dari Anda DHCP
Server
. DHCP Server akan menjawab lagi untuk
terakhir kalinya
ok
.




Proses penyewaan alamat IP seara teknis adalah:
1. Client mengirimkan broadcast DHCPDISKCOVER untuk
mencari DHCP Server.
2. DHCP Server yang tersedia
mengirimkan DHCPOFFER serta IP dan waktu penyewaan.
3. Client
yang menerima penawaran
IP dari DHCP
Server mengirimkan
DHCPREQUEST.
4. Proses terakhir, DHP Server mengirimkan DHPPACK.
Pembaruan
Penyewaan IP
Sebenarnya ketika DHCP
Server menyewakan IP ke komputer client, DHCP Server akan mengatakan,
OK, saya akan menyewakan IP ini untuk Anda
selama sekian hari
. Agar komputer client bisa tetap aktif dan
berkomunikasi dalam


Panel > Add Or Remove Components > Netw orking Protocol (DHCP).
|
jaringan, maka penyewaan IP
perlu dilakukan penyewaan kembali sebelum masa akhir penyewaan IP habis.
Komputer client akan secara
otomatis memperbaharui penyewaan IP ketika mencapai 50% dari masa waktu
penyewaan dengan mengirimkan DHCPREQUEST ke DHCP Server. Jadi misalkan saja
penyewaan IP adalah 8 hari, maka pada hari ke 4, komputer client akan mencoba
memperbaharui penyewaan IP ini secara otomatis. Andaikan saja pada saat
penyewaan mencapai 50% dan penyewaan IP kembali gagal dilakukan karena DHCP
server sedang diperbaiki, maka komputer secara otomatis akan mencoba lagi
memperbaharui penyewaan IP pada saat masa sewa mencapai 87.5%. Bagaimana jika
komputer client tetap tidak dapat memperbaharui masa penyewaan IP tersebut?
Maka tidak seperti hukum di Indonesia yang bisa seenaknya dimainkan, komputer
client harus melepaskan IP yang telah disewa dan mencari DHCP server yang lain
atau tidak mendapatkan alamat IP yang baru.
Instalasi
DHCP Server pada Windows 2003
Sebelumnya sudah kita
bicarakan setting IP otomatis yang akan mengambil konfigurasi IP melalui DHCP
Server, pada bagian ini akan kita lihat bagaimana melakukan instalasi dan
pemakaian dari DHCP server.
Windows
2003 seperti juga pada server pendahulunya (Windows 2000 NT) sudah mengikutsertakan servies
untuk berfungsi sebagai
DHCP server. Walaupun services
dari DHCP ini tidak terinstalasi secara default, tapi Anda bisa menginstalnya
dengan sangat mudah, yaitu melalui menu: Start >
Control Programs >
Add/ Remove Window s
Services > Dynamic
Host Configuration
Scope
Tugas DHCP server adalah
memberikan IP atau yang lebih dikenal, menyewakan IP ke client. IP apa saja
yang disewakan ke client? IP yang ditawarkan atau biasanya range IP yang
ditawarkan oleh DHCP server disebut sebagai scope. Misalkan Anda mempunyai
scope antara 10.10.1.1 s/d 10.10.1.3, artinya DHCP server Anda bisa memberikan
IP ke tiga komputer sekaligus, yaitu 10.10.1.1, 10.10.1.2, dan 10.10.1.3.
Biasanya saya memberikan
range IP secara lengkap ke dalam DHCP. Jadi misalkan network saya menggunakan
IP 192.168.0.0/ 24 (subnet mask 255.255.255.0 jika Anda lupa dengan arti dari
angka 24 ini) atau 192.168.0.1-
192.168.0.254 maka saya akan membuat range
Start IP address
dengan nilai


192.168.0.1 dan
End IP address
dengan nilai 192.168.0.254. Bagaimana jika
nomor IP 192.168.0.9 dan 192.168.0.10 sudah terpakai untuk server saya? Apakah
tidak bentrok jika DHCP masih tetap menawarkannya? Tentu saja akan bentrok jika
DHCP server Anda menawarkannya, karena itulah nantinya harus Anda set agar IP
yang sudah digunakan jaringan lagi ditawarkan melalui pilihan Exclude.


Sebagai sedikit gambaran
dalam perancangan penggunaan IP, misalkan saya mempunyai network range yang
digunakan 192.168.0.1 s/d 192.168.0.254, maka saya akan tetapkan, semua server
harus menggunakan IP permanen antara 192.168.0.1-192.168.20, untuk alat network
seperti swicth, router dan lain-lain akan menggunakan range IP
192.168.0.21-192.168.0.50. Nantinya pada DHCP server saya tinggal set agar
range IP dari 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50 harus di-exclude atau tidak boleh
ditawarkan ke client. Pada saat pemasangan server baru, saya tinggal
menggunakan salah satu IP dari range IP 192.168.0.1-192.168.0.20 dan tidak
perlu melakukan apapun pada DHCP server yang sedang berjalan. Tentu saja Anda
bisa melebarkan range IP untuk server maupun alat-alat komunikasi sesuai dengan
kebutuhan Anda dan nantinya.
Untuk mengaktifkan sebuah
scope, klik gambar server kemudian pilih Action
> New Scope atau klik kanan New Scope. Kolom
Start IP address
dan
End IP address
meminta Anda agar memasukan alamat IP awal
dan alamat IP akhir yang akan digunakan. Karena saya menggunakan network
192.168.0.0/24 maka saya bisa memasukan IP 192.168.0.1 pada kolom
Start Ip address
sedangkan pada kolom
End Ip address
dimasukan IP 192.168.0.254 (ingat alamat
192.168.0.0 dan 192.168.0.255 tidak bisa digunakan). Selain
Start IP address
dan
End IP address
Anda juga harus mengisi subnet mask yang
digunakan dalam bentuk jumlah bit (length) atau dalam bentuk desimal.












Seperti yang telah saya
dijelaskan, Anda bisa memasukan IP dalam scope yang tidak boleh disewakan ke
client pada bagian
Add Exculusions
. Pada bagian ini Anda bisa memasukan per IP
secara satu persatu atau dalam suatu range. Disini terlihat betapa membantunya
desain penggunaan IP yang telah saya lakukan sehingga saya hanya perlu
memasukan IP range 192.168.0.1 s/d 192.168.0.50 dari pada saya harus
memasukannya satu per satu IP yang digunakan oleh server dan alat-alat
komunikasi jaringan.


Untuk memasukan IP satu per
satu, Anda bisa memasukannya dalam Start IP address dan End IP address dengan
IP yang sama. Jadi misalkan Anda mempunyai satu IP yang harus di-exclude yaitu
192.168.0.100, maka masukan IP 192.168.0.100 dalam kolom
Start IP address
maupun
End IP address
kemudian klik tombol Add (Gambar 5.4).




Durasi penawaran-penawaran
IP oleh DHCP server ke client dimasukkan ke dalam bagian
Lease Duration
(Gambar 5.5). Jadi pada bagian inilah Anda
menentukan berapa lama sebuah komputer yang meminjam IP dari DHCP server harus
memperbarui IP yang telah dipinjamnya. Secara default, waktu yang terisi adalah
8 hari yang tentu saja sudah cukup lama. Semakin lama waktu sewa tentunya lalu
lintas data pada jaringan Anda juga akan semakin sedikit; tapi



saya sendiri lebih suka
waktu penyewaan atau lease duration selama 1 hari selama suatu jaringan belum
benar-benar dirancang dengan sangat baik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan kebijakan seperti alamat server DNS yang berubah dan
lain-alin. Dengan lease duration 1 hari, kenaikan lau lintas data akan cukup
terasa jika terdapat ratusan komputer karena proses pembaruan dan penyewaan
menggunakan sekitar empat kali 576 bytes. Setelah mendapatkan network yang
lebih mantap, Anda bisa secara bertahap menaikan lease duration secara
bertahap.
Selain konfigurasi IP yang
disewakan ke client, Anda juga bisa mengatur alamt DNS, Default Gateway dan
lain-lain (Gambar 5.6). Dengan demikian, penyewaan IP oleh client berupa satu
paket lengkap dengan seting alamat DNS, Default gateway dan lain-lain, dan
karean alasan inilah saya lebih suka dengan lease duration selama 24 jam.
Andaikan terjadi perubahan alamat DNS dan perubahan Gateway saya bisa segera
memasukannya ke dalam DHCP server sehingga client tidak perlu menunggu terlalu
lama untuk mendapatkan data yang terbaru, atau saya tidak perlu mendengar
terlalu lama omelan-omelan yang segera datang dari pengguna.
Pilihan pertama yang bisa
Anda informasikan konfigurasi tambahan pada IP adalah alamat default gateway
(Gambar 5.7). Alamat default gateway ini biasanya merupakan alamat dari router
jika Anda terhubung dengan WAN atau Internet. Default gateway bisa dikatakan
sebagai alamat yang Anda tuju ketika berhubungan dengan network lain yang tentu
saja selain network lokal. Komunikasi dengan network lokal tidak akan bisa
melalui default gateway, karena itu Anda tidak bisa merancang dua network yang
dihubungkan dengan leased line dan router dengan alamat network yang sama.
Pada bagian selanjutnya,
Anda bisa memasukan domain yang digunakan dalam network pada kolom
Parent Domain
yang dalam contoh ini adalah jasakom.com
(Gambar 5.8). Selanjutnya, pada kolom
Server name
dan
IP






address
digunakan untuk memberikan informasi lokasi
DNS server dalam network. Anda bisa memasukan nama server dari DNS server saja
jika tidak hafal dengan alamat IP-nya dan mengklik tombol
Resolve
, maka alamat IP dari nama DNS yang dimasukan
akan diisi secara otomatis. Selanjutnya jangan lupa mengklik tombol
Add
.





Setelah seting domain dan
informasi DNS, Anda bisa juga memasukan lokasi WINS (Gambar 5.9). Anda tidak
perlu lagi memasukan atau menggunakan WINS ini jika network atau jaringan yang
digunakan minimal adalahg Windows 2000 dan XP. WINS sebenarnya sudah hendak
dimatikan oleh Microsoft semenjak Microsoft memutuskan untuk menggunakan TCP/IP
sebagai protokol utamanya.
Langkah terakhir adalah
mengaktifkan DHP server yang telah diseting agar bisa segara menajalankan
tugasnya. Untuk mengaktifkan DHCP server ini, Anda tinggal memilih pilihan
Yes, I want to activate this scope now
(Gambar ).


Setelah DHCP server aktif,
Anda akan melihat gambar server DHCP dan juga berbagai informasi yang penting
bagi administrator (Gambar 5.11). Beberapa hal yang bisa Anda lihat adalah nama
scope, kemudian
Address Pool
yang menginformasikan range dari IP yang
boleh dan tidak boleh (exclude) diberikan ke DHCP client.
Address Leases
menunjukkan IP yang telah disewa oleh client
dan informasi nama komputer yang menyewa IP tersebut serta kapan IP yang disewa
akan habis masa waktunya (expired).
Reservation
digunakan untuk menunjukkan pemberian alamat
IP tertentu pada komputer yang tetap (akan kita bahas nantinya).
Scope Option
adalah tambahan informasi pada setting IP
yang telah kita berikan seperti informasi DNS dan informasi Default gateway.
Pada bagian terakhir, yaitu
Server Option
sebenarnya tidak terlalu banyak berguna karena
digunkan hanya jika Anda mempunyai banyak scope dalam satu DHCP server.
Daripada melakukan setting informasi DNS server pada setiap scope, Anda bisa
melakukan setting pada
Server Option
yang akan menjadi default setting pada semua
scope.












INFO
Jika
Anda ingin mengaktifkan DHCP server dalam network yang memiliki Active
Directory maka terdapat langkah tambahan yang harus Anda lakukan yaitu
otorisasi (authorize). Tanpa otorisasi, DHCP server 2003 Anda tidak akan bisa
diaktifkan. Saya katakan DHCP server 2003 karena jika Anda membuat DHCP server
dengan sistem lain seperti Linux atau Windows NT, Anda tetap bisa mengaktifkan
DHCP server tanpa otorisasi. Untuk melakukan otorisasi, klik menu Action > Manage Authorized Servies > sorot
server Anda dan klik


Reservation
Jika Anda mempunyai satu
komputer yang membutuhkan penyewaan IP yang selalu sama, Anda bisa melakukannya
melalui bagian
Reservation
. Klik-kanan pada bagian
Reservation
dan pilih
New Reservation
(Gambar 5.12)






Bagaimana DHCP server bisa
mengenal komputer yang tidak mempunyai alamat IP? Padqa saat client meminta
alamat IP, sebenarnya dikirimkan juga informasi dari alamat MAC atau alamat
dari ethernet card yang digunakan oleh client (MAC adalah alamat fisik sebuah
ethernet card yang selalu unik).
Berdasarkan informasi dari
MAC inilah, DHCP server menentukan apakah komputer yang bersangkutan perlu
diberikan IP yang telah ditentukan. Informasi lainnya selain dari MAC Address,
umumnya hanya berfungsi sebagai informasi lainnya saja seperti
Reservation name
dan
Description
. Pada kolom
IP Address
Anda memasukan alamat IP yang akan diberikan
khusus ke alamat MAC yang telah ditentukan.






Pada bagian terakhir Anda
akan melihat type support, yaitu berupa DHCP atau BOOTP. Jika Anda masih ingat
dengan konsep diskless atau komputer tanpa
hardisk dan disket yang
melakukan boot langsung dan terkoneksi ke server, maka itulah BOOTP. BOOTP
dulunya terkenal di Novell tapi saat ini tampaknya sudah memudar. Microsoft
sendiri juga tidak mendukung BOOTP dalam produknya.
c. Rangkuman
WAN (Wide Area Network)
sebaiknya di setting Ipnya dengan sistem Automatic atau DHCP, karena lebih
memudahkan kita untuk mengatur IP (Internet Protocol)di setiap Client yang
terkoneksi di areal WAN yang kita kelola.Jadi Admin tidak perlu mengatur Ip
yang ada di client.
d.
Tugas
a. Lakukan konfigurasi IP DHCP pada server atau
wire less router
b. Lakukan konfigurasi secara DHCP pada setiap
Client
e.
Tes Formatif
1) Apakah tugas dari DHCP?
2) Apa keuntungan dari DHCP?
Comments
Post a Comment